WOW DAMPAK BURUK KB yang Perlu Ibu - Ibu Ketahui
Monday, January 25, 2016
Edit
Sponsored Links
Loading...
Inilah Dampak Buruk Jika Istri Memakai KB
Memakai
pencegah kehamilan, Keluarga Berencana (KB), ternyata menyimpan banyak
efek buruk terhadap kesehatan pengguna, baik KB suntik maupun pil KB. Seperti
dilansir situs konsultasi kesehatan, klikdokter, KB suntik membuat
lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak
atau tidak haid sama sekali, perdarahan tidak menentu, suntikan harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan secara teratur, tidak melindungi dari
PMS.
Peningkatan berat badan, rambut rontok, tulang menjadi keropos, kelainan metabolisme lemak, ketidakteraturan menstruasi termasuk menometroragi (umumnya beberapa bulan pertama) dan amenorea (1 tahun pertama).
Jika pemakaian suntikan KB dihentikan, siklus menstruasi yang teratur akan kembali terjadi dalam waktu 6 bulan-1 tahun.
Kontrasepsi
suntikan KB 3 bulan mengandung long-actingprogestin, yaitu Norestiteron
enantat (NETEN) dengan nama dagang depomedroksi progesterone acetat
(DPMA), 150 mg yang diberikan setiap 3 bulan.
Hormonal ini akan berfungsi sebagai alat pencegah kehamilan dengan cara kerja mempengaruhi sistim hormon di dalam tubuh.
Salah satu
efek samping dari hormon tersebut adalah perdarahan yang tidak teratur,
mulai dari perdarahan bercak atau flek hingga perdarahan yang
berkepanjangan. Bahkan 70 persen pengguna KB suntik bisa tidak mens.
Setiap
individu memiliki respon yang berbeda-beda dalam penerimaan hormon ini.
Darah tersebut berasal dari peluruhan lapisan dinding rahim seperti
darah haid yang mengalami ketidakteraturan akibat pengaruh hormon.
Pil KB
Fungsi KB
suntik sama halnya Pil KB mencegah kehamilan melalui kandungan hormon
estrogen dan progestin, dengan menghambat indung telur berovulasi atau
melepaskan sel telur.
Selain itu, pil juga akan membuat sperma kesulitan mencapai sel telur atau menghalangi sel telur menempel pada lapisan rahim.
Namun,
tahukah Anda efek samping pil KB bagi penggunanya? dilansir situs
konsultasi kesehatan, alodokter, berikut ini beberapa risiko efek
samping yang dapat dipicu oleh penggunaan pil KB.
- Mual
Reaksi ini
kemungkinan akan hilang dalam dua bulan. Cobalah untuk mengonsumsi
bersama dengan makanan sebelum beralih ke metode kontrasepsi lain.
- Sakit kepala dan rasa tidak nyaman pada payudara
Efek ini
biasanya akan terasa pada awal mengonsumsi pil KB. Jika efek tersebut
tidak berkurang, pertimbangkan untuk berganti merek obat atau metode
kontrasepsi dan konsultasikan dengan dokter.
- Pendarahan secara tiba-tiba di luar masa haid
Pengguna pil KB bisa saja mengalami pendarahan yang terjadi tanpa diduga, di luar masa haid.
Mengonsumsi
pil KB dengan waktu yang sama tiap hari kemungkinan bisa membantu
meringankan. Namun jika Anda merasa khawatir atau tidak nyaman,
konsultasikan dengan dokter.
- Peningkatan berat badan
Walau
tergolong efek samping yang jarang, beberapa wanita mengalami kenaikan
berat badan tubuh. Hal ini umumnya terjadi karena penumpukan cairan. Efek samping ini biasanya tidak berlangsung lama dan berat badan bisa kembali normal setelah beberapa waktu menggunakan pil KB.
- Gairah seks yang menurun
Jika
mengalami hal ini, Anda bisa mencoba jenis pil KB yang berbeda. Sebagian
wanita bisa terbantu jika menggunakan pil yang mengandung hormon
androgen. Apabila hal tersebut tidak berhasil, ganti metode kontrasepsi Anda.
- Perubahan suasana hati yang terjadi secara mendadak
Jika tidak
ada hal lain yang menyebabkan hal itu dan pil KB dirasa sebagai penyebab
utama, Anda dapat beralih ke metode kontrasepsi nonhormonal.
Ketika baru
mulai mengonsumsi obat, efek samping yang terjadi bisa mengganggu. Tapi
pada umumnya gejala efek samping akan berkurang seiring tubuh
menyesuaikan diri dengan penggunaan obat.
Namun jika Anda tidak tahan atau gejala tidak mereda, Anda dapat beralih ke merek atau metode kontrasepsi lain.
Dampak Lebih Serius
Bagi sebagian besar wanita, pil KB aman untuk dikonsumsi dan hanya menimbulkan efek samping yang ringan.
Meski
demikian, perlu diketahui bahwa alat kontrasepsi ini memiliki risiko
lain yang tergolong tinggi, terutama bagi wanita dengan kondisi
tertentu.
Kandungan
hormon estrogen dalam pil KB dapat menyebabkan darah lebih mudah
menggumpal. Jika sampai terbentuk gumpalan darah beku, maka dapat
menyebabkan trombosis vena pada kaki, gumpalan darah beku
pada paru-paru atau memicu serangan jantung atau stroke.
Risiko ini
memang tergolong sangat jarang dialami, namun konsultasikan kembali
dengan dokter jika Anda memiliki faktor risiko yang membuat Anda lebih
rentan.
Sementara itu, penelitian mengenai kaitan efek samping pil KB dengan kanker payudara masih terus dilakukan.
Ada yang
menyebutkan pengguna alat kontrasepsi hormonal, termasuk pil, memiliki
kemungkinan sedikit lebih tinggi untuk terdiagnosis kanker payudara.
Namun
dengan berhenti mengonsumsi pil KB selama 10 tahun, dilansir
bidanku.com, risiko terkena kanker payudara akan kembali menurun seperti
mereka yang tidak pernah mengonsumsi pil KB.
Sementara untuk risiko kanker serviks dan sejenis kanker hati, belum terbukti sepenuhnya terkait dengan penggunaan pil KB.
Untuk itu,
penting untuk mengetahui tentang adanya beberapa kondisi yang dapat
terjadi akibat efek samping pil KB yang serius, antara lain:
- Nyeri di bagian dada.
- Sakit perut.
- Gangguan pandangan, misalnya pandangan kabur atau samar.
- Sakit kepala yang tidak tertahankan.
- Bengkak atau nyeri pada kaki dan paha.
Jika Anda
mengalami gejala seperti di atas, segera temui dokter atau pergi ke
rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut. Gejala
tersebut bisa merupakan indikasi penyakit berbahaya, seperti gangguan
pada organ hati, empedu, hati, pembekuan darah, stroke, tekanan darah
tinggi, atau penyakit jantung.
Perlu Diperhatikan
Metode kontrasepsi pil ini terbilang praktis karena dapat dibeli secara bebas.
Namun,
sebelum memutuskan menggunakannya, sebaiknya berkonsultasi terlebih
dahulu dengan ahli medis atau dokter. Bagi wanita dengan dua atau lebih
ciri-ciri berikut sebaiknya menghindari konsumsi pil KB:
- Berusia lebih dari 35 tahun.
- Berat badan berlebih atau obesitas dengan indeks massa tubuh atau body mass index 35 atau lebih.
- Perokok atau baru saja berhenti merokok selama satu tahun.
- Memiliki saudara dekat yang memiliki riwayat gumpalan darah beku pada usia kurang dari 45 tahun.
- Tidak mampu bergerak untuk periode yang panjang, misalnya karena menggunakan kursi roda atau kaki yang harus menggunakan gips.
Jika Anda
hanya mengalami satu dari faktor-faktor yang disebutkan di atas, Anda
bisa mengonsumsi pil KB, tapi secara berhati-hati.
Kenali efek samping yang telah disebutkan di atas dan konsultasikan dahulu pada dokter sebelum mulai mengonsumsi pil KB.
Anda juga sebaiknya menghindari pil KB jika:
- Memiliki riwayat penggumpalan darah.
- Menderita serangan migrain yang parah
- Memiliki gangguan empedu atau hati.
- Memiliki kelainan jantung atau sakit jantung, termasuk tekanan darah tinggi.
- Mengidap diabetes dengan komplikasi atau terserang diabetes lebih dari 20 tahun.
- Mengidap kanker payudara.
Konsultasikan
dengan dokter mengenai pilihan kontrasepsi paling sesuai berdasarkan
riwayat kesehatan Anda dan pasangan, guna menekan efek samping dan
risiko.
Sumber : jabar.tribunnews.com
Sponsored Links
Loading...
Loading...
Related Posts
